STMIK PRINGSEWU GELAR PEMOTONGAN HEWAN QURBAN
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu
 akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar 
walillahil hamd. (artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada
 sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. 
Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (Qs. Al Kautsar: 2)
 
 
STMIK PRINGSEWU
 – Hari Sabtu besok, (2/9), Dr. H. FAUZI selaku Ketua Yayasan Pendidikan
 Starteck (STMIK Pringsewu) dan Mahasiswa/i STMIK Pringsewu melakukan 
pemotongan hewan qurban di halaman Kampus STMIK Pringsewu. Qurban 
tersebut akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu agar sama-sama 
dapat merasakan kebahagian pada hari raya idul adha 1438 H.
Dengan
 kegiatan ini diharapkan seluruh mahasiswa STMIK Pringsewu dapat 
mengambil hikmah dari proses pemotongan hewan qurban. Bagi mereka yang 
memahami semangat ajaran islam, utamanya adalah qurban, maka di dalam 
ibadah ini terdapat nilai-nilai pendidikan yang amat tinggi. Sebenarnya 
yang dipentingkan dalam ibadah ini memang bukan penyembelihannya, tetapi
 makna di balik penyembelihan itulah yang lebih diutamakan.
Lewat
 qurban ini kita di ajarai oleh Alloh SWT agar menghilangkan sifat 
egoistis, kita harus membuang jauh-jauh sifat ini, Qurban adalah latihan
 agar umat islam membiasakan diri memperhatikan orang lain, 
menghilangkan sifat kikir dan pelit, dengan membagi-bagikan sebagian 
rezeki yang dikaruniakan kepadanya., Karena itu qurban tidak cukup 
dilakukan sekali seumur hidup. Setiap kali kita menjumpai tanggal 10 
Dzulhijjah ditambah 3 hari Tasyri’ sedang kita dikaruniai kelapangan 
rezeki, maka kita laksanakan perintah qurban ini. Jika tidak, Rosululloh
 SAW memberikan peringatan keras kepada kita dalam sebuah sabdanya:’ 
barang siapa yang mempunyai kelapangan untuk berqurban tapi tidak 
melaksanakannya, maka janganlah dia dekat-dekat tempat kami sholat.
Rosululloh
 SAW tidak hanya memberi ancaman kepada umatnya yang enggan melaksanakan
 kurban , tetapi juga memberikan semangat dan rangsangan agar umatnya 
dengan sukacita melaksanakan perintah ini.. Sabdanya lagi, “Tidak ada 
amalan anak Adam pada hari Nahar yang disukai Alloh selain daripada 
menyembelih qurban. Qurban-qurban itu akan datang kepada orang-orang 
yang melakukannyapada hari kiamat seperti keadaannya semula,yaitu 
lengkap dengan anggotanya, tulangnya, tanduknya dan bulunya. darah 
qurban itu terlebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan Tuhan 
sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh Sebab itu, berqurbanlah dengan senang 
hati” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dari A’isyah)
Hikmah
 ibadah qurban tidak akan pernah hilang dimakan waktu. Dengan ibadah 
qurban tersebut dapat dijalin taqarrub ila Allah yaitu mendekat diri 
kepada Allah SWT.
Shalat hari raya termasuk 
khususiat atau keistimewaan bagi umat Islam seperti juga shalat istisqa’
 (minta hujan) dan kusuf (gerhana matahari). Di antara dua shalat hari 
raya itu maka shalat Idul Adha lebih afdal dari shalat Idulfitri karena 
terdapat nas Al-Quran QS. (Al-Kautsar : 2) – “Oleh itu, kerjakanlah 
shalat (Idul Adha) karena Tuhanmu semata-mata, dan sembelihlah qurban 
(sebagai bersyukur).” Ibadah yang dituntut pada Idul Adha bukan sebatas 
ibadah jasadi yaitu shalat tetapi juga ibadah yang melibatkan 
pengorbanan harta yaitu melakukan penyembelihan hewan qurban yang sunat 
muakkad bagi umat Islam dan makruh meninggalkan oleh orang yang mampu.
Rasulullah
 SAW : “Siapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban tetapi tidak 
berqurban, maka jangan hadir di tempat shalat kami.” Semoga saja bagi 
yang melakukan qurban di hari tersebut diampunkan dosanya dan ahli 
rumahnya pada titik pertama darah sembelihan qurban tertumpah ke tanah. 
Berqurban adalah bukti taqwa dan tawakkal kepada Allah SWT, yang akan 
menumbuhkan semangat hidup tidak pernah mengenal putus asa dari 
lindungan Allah SWT.
Di dalam syariat yang dibawa
 oleh Rasulullah SAW, perintah dan larangan selalu ada dan terus 
berjalan kepada setiap hamba selama ruh masih bersama jasadnya. Dan 
selama itu pula manusia dapat menambah kedekatannya kepada Allah SWT 
dengan melakukan perintah-perintah syariat yang mulia. Baik yang berupa 
kewajiban maupun yang sunnah.
Setiap perintah 
Allah SWT sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan dan kesanggupan 
hambaNya (QS. Al-Baqarah : 286). Begitu pula setiap apa yang 
diperintahkanNya itu pasti mengandung makna dan hikmah di dalamnya. 
Seperti ibadah shalat, zakat, puasa, ibadah haji, dan juga ibadah 
qurban. Kadang kala kita sebagai makhlukNya tidak mengetahui dan 
menyadari akan hikmah tersebut. Bahkan cenderung menganggapnya sebagai 
beban yang memberatkan, terlebih pada perintah ibadah yang mengharuskan 
kita untuk mengeluarkan harta seperti halnya ibadah qurban, padahal 
begitu besar keutamaan dan hikmah dibalik ibadah qurban.
Alangkah
 ruginya manusia jika di dunia hanya beribadah yang wajib saja atau 
dengan kata lain setelah bermuamalah dia kembali modal, tidak mendapat 
keuntungan sedikitpun. Maka ibadah sunnah ini hendaknya kita kejar, kita
 amalkan, sebab itulah bukti kesetiaan kita dalam mengikuti dan 
mencintai Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Barang siapa menghidupkan 
sunnahku, maka dia telah mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku, maka 
kelak akan berkumpul bersamaku di surga“. (HR. As Sijizi dari Anas bin 
Malik, lihat Al Jami’ush Shoghir)
Bahkan dalam 
hadits qudsi Allah menyatakan bahwa Dia sangat cinta kepada hamba yang 
suka menjalankan amal-amal sunnah, sehingga manakala Dia telah mencintai
 hamba tersebut, Dia akan menjaga matanya, pendengarannya, tangan dan 
kakinya. Semua anggota tubuhnya akan terjaga dari maksiat dan 
pelanggaran. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dari Abu 
Hurairah RA.
Dari sekian banyak sunnah yang telah
 diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah melakukan ibadah qurban. 
Kesunnahan berqurban ini adalah sunnah muakkadah, artinya kesunnahan 
yang sangat ditekankan dan dianjurkan.
Sebagaimana
 diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shohihnya dari Anas bin Malik, 
beliau berkata “Rasulullah saw berudhiyah (berkurban) dengan dua kambing
 putih dan bertanduk, beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri 
yang mulia, beliau mengawali (penyembelihan itu) dengan basmalah 
kemudian bertakbir …”
HIKMAH YANG BISA KITA AMBIL DARI IBADAH QURBAN
Ibadah
 Kurban memiliki pesan moral yang sangat dalam. Seperti pesan yang 
terkandung dalam makna bahasanya. Qurb atau qurbân berarti “dekat” 
dengan imbuhan ân (alif dan nun) yang mengandung arti “kesempurnaan”, 
sehingga qurbân yang diindonesiakan dengan “kurban” berarti “kedekatan 
yang sempurna”. Kata Qurbân berulang tiga kali dalam al-Qur’an, yaitu 
pada QS.Ali Imran/3: 183, al-Ma’idah/5: 27, dan al-Ahqaf/46: 28.
Pertama,
 sebagai bukti nyata ekspresi syukur, “Supaya mereka menyebut nama Allah
 atas apa yang Allah karuniakan kepada mereka berupa binatang ternak….” 
(QS. 22:34);
Kedua, bukti sebagai hamba bertaqwa,
 “Daging daging qurban dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai
 (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya…” (QS. 
22:37);
Ketiga, terakuinya sebagai umat Rasulullah SAW, “Barang 
siapa yang mempunyai keluasan (harta) dan tidak mau berqurban, maka 
janganlah mendekati tempat shalat kami !” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al 
Hakim, Ad Daruquthni dan Al Baihaqi);Keempat, meraih ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan…” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi);
Kelima, pahala yang sangat besar, “Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan,” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah);
Keenam,
 mendapat kesaksian yang indah dari hewan Qurban kita kelak, 
“Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan 
tanduk, kuku dan bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh
 pada sebuah tempat di dekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh 
tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya”. (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah 
dan Al Hakim).
Demikian besar keutamaan ibadah 
kurban, Semoga Allah SWT memberikan keluasan rejeki kepada kita semua 
untuk memenuhinya dan menerima amal ibadah qurban kita. Amin yra.
Beruntunglah
 bagi orang bertakwa, Berbahagia orang yang bertawakkal kepada Allah 
SWT, Hidup didunia diperlukan sikap teguh pantang menyerah, setiap insan
 Muslim selalu hidup dalam sikap optimis dengan taqwa yang benar kepada 
Allah SWT dan senantiasa berserah diri kepada Allah SWT.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar